IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN BERMANFAAT SEBAGAI BAHAN BANGUNAN DAN KERAJINAN SUKU USING KABUPATEN BANYUWANGI DITINJAU DARI SEGI ETNOBOTANI
Abstract
Pemanfaatan tanaman sebagai bahan bangunan dan kerajinan merupakan kegiatan turun temurun yang telah dipraktikkan oleh Suku Using Kabupaten Banyuwangi. Suku Using memanfaatkan tanaman sebagai bahan bangunan dan kerajinan menjadi beranekaragam jenis konstruksi bangunan dan produk kerajinan yaitu atap, pintu, jendela, kusen, lantai, tiang, plafon, reng, bekisting, ukiran, peralatan/perabot rumah tangga, hiasan, alat musik, anyaman, pewarna tekstil dan seni barong, untuk mendukung kegiatan pemanfaatan tanaman perlu adanya identifikasi mengenai potensi tanaman berguna. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tanamanyang berpotensi sebagai bahan bangunan dan kerajinan, mengetahui pengetahuan masyarakat Suku Using Banyuwangi tentang pemanfaatan tanaman sebagai bahan bangunan dan kerajinandengan jumlah responden yaitu 390 orang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif eksploratif dengan teknik survei lapangan dan wawancara dari narasumber yang berprofesi sebagai ketua adat, tukang bangunan, pengrajin kerajinan khas banyuwangi dan masyarakat Suku Using. Data yang diambil meliputi data keanekaragaman tanaman yang digunakan masyarakat Using sebagai bahan bangunan dan kerajinan.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2018 di lima kecamatan di Kabupaten Banyuwangi yaitu meliputi Kecamatan Glagah, Kecamatan Giri, Kecamatan Kabat, Kecamatan Singojuruh dan Kecamatan Rogojampi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 33 spesies yang dimanfaatkaan sebagai bahanbangunan dan kerajinan oleh masyarakat Using terdiri atas 18 familia. Spesies yang paling dominan digunakan adalah jati (Tectona grandis), kelapa (Cocos nucifera), bambu (Gigantochloa apus), mahoni (Swietenia mahagoni), nangka (Artocarpus heterophyllus), pulai (Alstonia scholaris), kopi (Coffea sp.), rotan (Calamus javanensis), dan bendo (Artocarpus elasticus).
References
Indiarti W. dkk. 2013. Pengembangan Program Desa Wisata dan Ekowisata Berbasis Partisipasi Masyarakat Desa Kemiren Kabupaten Banyuwangi. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Kabupaten Banyuwangi. Laporan Bersumberdana APBD Kabupaten Banyuwangi.
Isdijoso SH. 1992. Tumbuhan Sebagai Sumber Bahan Sandang, Tali Temali, dan Anyam-anyaman. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Kartikawati, SM. 2004. Pemanfaatan Sumberdaya Tumbuhan Oleh Masyarakat Dayak Meratus di Kawasan Hutan Pegunungan Meratus Kabupaten Hulu Sungai Tengah (tesis). Bogor: Sekolah Pascasarjana IPB.
Martin, G. J. 1998. Etnobotani: Sebuah Manual Pemeliharaan Manusia dan Tumbuhan. Edisi Bahasa Melayu Terjemahan Maryati Mohamed , Sabah. Malaysa: Natural History Publications (Borneo) Sdn. Bhd. Kinabalu.
Novia, Luthviatin. 2014. IbM Kelompok Masyarakat Osing Dalam PemanfaatanTumbuhan Obat Tradisional Suku Osing Banyuwangi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
Purwanto, Y. 1999. Peran dan Peluang Etnobotani Masa Kini di Indonesia dalam Menunjang Upaya Konservasi dan Pengembangan Keanekaragaman Hayati. Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian Bidang Ilmu Hayat. Bogor 16 September 1999.
Setyowati FM, Wardah. 2007. Keanekaragaman Tumbuhan Obat Masyarakat Talang Mamak di Sekitar Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Riau. Bogor: Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Soekarman, Riswan. 1992. Status Pengetahuan Etnobotani di Indonesia. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.