RECONSTRUCTION OF THE IDENTITY OF FEMALE FEMALE DANCERS IN 1975-2022
REKONSTRUKSI IDENTITAS PEREMPUAN PENARI GANDRUNG PADA TAHUN 1975-2022
Abstract
Dalam perkembangannya penari gandrung perempuan terus menerus mendapat berbagai stereotype. Penilaian individu mengenai karakteristik dalam suatu kelompok yang bisa bersifat positif atau negatif. Namun kebanyakan stereotip atau stigma kepada para penari gandrung perempuan justru bersifat negatif. Hal ini dapat diketahui dari seringnya terdapat sindiran dan dianggap melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Serta sering kali menerima perlakuan tidak baik secara verbal maupun non verbal. Sehingga berdampak buruk bagi para penari gandrung perempuan itu sendiri. Berdasarkan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Dengan jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejarah dan etnografi. Penelitian ini juga menggunakan teknik purposive sampling karena peneliti yakin bahwa sampel yang diambil lebih mengetahui masalah sedang diteliti. Diketahui para penari Gandrung mendapatkan perspektif negatif dari sebagian masyarakat yang sering dikaitkan dengan seorang penghibur. Hal tersebut lambat laun sudah berubah seiring berkembangnya Pariwisata di Banyuwangi yang membuat tari Gandrung menjadi sebuah kesenian dan bukan sekedar hiburan. Dapat diketahui Rekontruksi Identitas dari penari Gandrung berubah semenjak Tari Gandrung sering ditampilkan untuk menyambut tamu kehormatan ataupun sebagai sebuah kesenian yang harus terus dilestarikan
References
Abdurrahman, D. (1999). Metode penelitian sejarah.
Akbar, Husaini Usman dan Purnomo Setiady. (2003). Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara.
Anoegrajekti, N. (2010). Pada Nonton dan Seblang Lukinto: Membaca Lokalitas dalam Keindonesiaan. Kajian Linguistik dan Sastra, 22(2), 171-185.
Anoegrajekti, Novi Et Al. 2019. “The Traditional Arts And Cultural Policy In Banyuwangi. ”
Blumer, Herbert. (1969). Symbolic Interactionsm: Perspective and Method. Inggris: Prentice Hall.
Cahyadi, R. (2019, March). Kearifan lokal Festival Sewu Gandrung Banyuwangi sebagai penunjang literasi budaya. In Prosiding Seminar Nasional Bahasa Dan Sastra Indonesia (SENASBASA) (Vol. 3, No. 1).
Creswell W. John. 2013. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Dewi, Ayu Trisna; Sumarjono; Sugiyanto. 2019. “Gandrung Sewu Festival In Banyuwangi From 2012 To 2018. ” Jurnal Historica 3(2252).
Dianto, Elan Fitra. 2017. “Isun Hang Gandrung. ” Joged 8(2).
Fawaid, Ahmad, Gede Saindra Santyadiputra, And Dewa Gede Hendra Divayana. 2019. “Film Dokumenter Seni Tari Gandrung ‘Tarian Pembangkit Semangat Bumi Blambangan. ’” Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (Karmapati) 8(2).
Kuntowijoyo, M. S. (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.
Mahfud, Purwasito, A., Warto, & Rais, W. A. (2023). GANDRUNG AS A POLITICAL COMMUNICATION TOOL IN BANYUWANGI (A Study of Antonio Gramsci's Hegemony). Santhet: Jurnal Sejarah, Pendidikan, dan Humaniora, 7(2), 263-274.
Miles, M. B, Huberman, A. M, & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis, A. Methods Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publications.
Pakarti, Dian, Ni Luh Nyoman Kebayantini, And I G N Agung Krisna Aditya. 2020. “Relasi Kuasa Dalam Perubahan Seni Tari Gandrung Di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. ” Jurnal Ilmiah Sosiologi (Sorot); 1(1).
Stigma penari gandrung dalam Novel Kerudung Santet Gandrung karya Hasnan Singodimayan. Qur'ani, Hidayah Budi and Andalas, Eggy Fajar. 2020. Senasbasa.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Penelitian yang Bersifat: Eksploratif, Interpretif, Interaktif, dan Konstruktif. Bandung: ALFABETA.
Suseno, Franz Magnis. , (1999), Pemikiran Karl Marx Dari Sosialis Utopis ke Perselisihan Revisionisme, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sutopo, H. B. (2006). Penelitian kualitatif: Dasar teori dan terapannya dalam penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Symbolism in Gandrung Dance and Its Preservation Efforts in Kemiren Village, Glagah District, Banyuwangi Regency. Mahfud, Afriani, Imro'atul Husna and Anwar, Syaiful. 2021. Desember 2021, Nusantara Hasana Journal, pp. 38-44.
Tasmuji, D. (2011). Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar.
Teori-Teori Psikologi. S Risnawati, Rini and Gufron, Nur. 2017, Ar-Ruzz Media, pp. 19-20.
Windrowati, Trinil. 2018. “Gandrung Temu: Peran Perempuan Dalam Kehidupan Seni Pertunjukan. ” Panggung 28(3).
Wolbers, P. A. (1986). Gandrung and Angklung from Banyuwangi; Remnants of a Past Shared with Bali. Asian music, 18(1), 71-90.
Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif & Penelitian Gabungan (Cetakan ke 1). Jakarta: Kencana.