Social Capital and the Use of Dual Currency at the Border (A Case Study of Economic Activities on Sebatik Island)
Kapital Sosial dan Penggunaan Mata Uang Ganda di Perbatasan (Studi Kasus Kegiatan Ekonomi di Pulau Sebatik)
DOI:
https://doi.org/10.36526/santhet.v9i4.5881Keywords:
Social capital, Dual currency, Economic activities, Border Sebatik, Adaptation Strategies, Society, Tidal FloodsAbstract
Sebatik Island is located in North Kalimantan Province and is a border area of the Unitary State of the Republic of Indonesia (NKRI) and the outermost region of Indonesia. This island is controlled by two countries, namely the northern part of Sebatik is controlled by the Kingdom of Malaysia and the southern part of Sebatik is controlled by the Republic of Indonesia with the separation of the territory using the coordinate point 4°10' according to the London Convention of 1891. This island is known as a border area, the outermost island of Indonesia, and the foremost island of the NKRI. The Sebatik community has local wisdom where in this region there are two currencies used by the community as a means of buying and selling transactions, namely the Malaysian Ringgit and the Indonesian Rupiah. This research employs a qualitative strategy through the use of case study technique. The data gathering process is carried out by observation, in-depth interviews, and documentation. This investigation employs data reduction, data display, and conclusion drafting as its data analysis approach. The findings of this investigation show that the life of the Sebatik community is a life that is typical of the Malindo (Malaysia – Indonesia) cross-border and various types of goods are traded between Sebatik Indonesia and Tawau Malaysia and this economic activity has been well established for decades and has become a mutual symbiosis between these two regions.
References
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Devina. (2015). Penggunan Mata Uang Ganda (Ringgit-Rupiah) Terhadap Pelaku Kegiatan Ekonomi Masyarakat Pulau Sebatik. Skripsi. Tarakan: Universitas Borneo Tarakan.
Ardi. (2020). Nilai Ringgit Dan Rupiah Dalam Transaksi Jual Beli Pada Masyarakat Desa Aji Kuning Perbatasan RI-Malaysia. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Ardi, Jafar, M. K, & Tubagus, S. (2021). Rupiah Vs Ringgit: Studi Kasus Penggunaan Dua Mata Uang Di Pasar Perbatasan Indonesia-Malaysia. Maqrizi: Journal of Economics and Islamic Economics, Vol. 1 (2): 47-59.
Arwan & Dkk. (2023). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Saluran Tandan Buah Segar Pada Perkebunan Rakyat. Jurnal Agribisnis Indonesia. Vol. 11 (1). 39-47.
Asniwaty, Besse & Dkk. (2013). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Dan Penawaran Barang Dan Jasa Kawasan Perbatasan Pulau Sebatik-Tawau Malaysia. Industrial Research Workshop And National Seminar (IRWNS). Bandung: Unit Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UPPM) Politeknik Negeri Bandung.
Basundoro, Purnawan. (2013). Pulau Sebatik Sebagai Pintu Kecil Hubungan Indonesia-Malaysia. Literasi. Vol. 3 (2). 133-143.
Batubara, Harmen. (2016). Jadikan Sebatik Ikon Kota Perbatasan : Beranda Depan Kedaulatan Bangsa. Bandung: wilayahperbatasan.com.
Creswell, J. W. (2015). Riset Pendidikan: Perencanaan, Pelaksanaan, Dan Evaluasi Riset Kualitatif & Kuantitatif, 5th edn. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fitriyansyah, Naufal. (2018). Tingkat Kesiapan Pulau Sebatik Untuk Menjadi Kota Pendidikan. Tesis. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Fitriyansyah, Naufal. (2023). Penggunaan Aplikasi Zoom Dalam Pembelajaran Daring Pada Mahasiswa Sebatik. Edukasia. Vol. 10 (2).1-9.
Ghafur, M. F. (2016). Ketahanan Sosial Di Perbatasan: Studi Kasus Pulau Sebatik. Jurnal Masyarakat Indonesia. Vol. 42 (2). 233-247.
Giri, J. R. (2023). Underground Economy Di Daerah Perbatasan : Studi Kasus Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara. Disertasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Hartati, Andi & Sukapti. (2013). Nasionalisme Masyarakat Perbatasan Indonesia-Malaysia (Studi Kasus Di Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara). eJurnal Ilmu Pembangunan Sosial. Vol 10 (4). 312-327.
Hassan, W. S. W (2020). Isu Penyeludupan Di Pulau Sebatik, Malaysia. Jurnal Kinabalu Bil, Vol. 26 (2) (2020). 355-380.
Husain, S. B. (2017). Memandang Perbatasan Laut Sebatik. Abad Jurnal Sejarah. Vol. 1 (2). 49–60.
Hussin, Nordin. (2006). Trade and Society in the Straits of Melaka. Dutch Melaka, and English Penang 1780-1830. Nias Press.
Irwansyah. (2016). Konflik Perbatasan Indonesia-Malaysia Dalam Forum Komunitas Online Dan Perspektif Masyarakat Di Wilayah Perbatasan.Jurnal Communicate. Vol. 1 (2). 87-103.
Kala'lembang, Daniel. (2023). Penggunaan Mata Uang Asing Oleh Masyarakat Di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan Berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang. Tesis. Universitas Gadjah Mada.
Kardasih, D. M. R & Dkk. (2020). Legas Status Of MoU Determining Yhe Limits Of The Territory Area Between Indonesia And Malaysia. eJurnal Mulrev (Mulawarman Law Review). Vol. 5 (2).126-137.
Kartikasari, Wahyuni. (2012) Mempelajari Wilayah Perbatasan Sebagai Ruang Bersama. Jurnal Hubungan Internasional. Vol. 1 (2). 149-159.
Kesuma, P. J. (2024). Model Loyalitas Penggunaan Mata Uang Rupiah Di Perbatasan Indonesia-Malaysia Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara. Tesis. Semarang: Universitas Islam Sultan Agung.
Kurnia, M. P. (2017). Strategi Optimalisasi Perdangan Lintas Batas Indonesia-Malaysia Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan. Jurnal Supremasi. Vol. 7 (1). 1-14.
Moleong, L. J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nugraha, Rivaldi. (2020). Kepastiam Hukum Penggunaan Mata Uang Ringgit Oleh Masyarakat Di Daerah Perbatasan Indonesia-Malaysia. Jurnal De Jure. Vol. 12 (2). 32-43.
Payon, M. V. E. Dkk. (2023). Dampak Perubahan Titik Batas Di Pulau Sebatik Perbatasan Antara Indonesia Dan Malaysia Dalam Perspektif Prinsip Uti Prossidentis. Student Scientific Creativity Journal (SSCJ), Vol. 1 (5). 191-202.
Permana, T. Z & Senia, V. (2023) Pengaruh Sengketa Batas Wilayah Antara Indonesia Dan Malaysia Di Pulau Sebatik Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi. Jurnal Geografi. Vol. 12 (2). 129-137.
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan. (2006). Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 03 Tahun 2006 Tentang Pembentukan Kecamatan Sebatik Barat Dalam Wilayah Kabupaten Nunukan.
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan. (2011). Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 25 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Kecamatan Sebatik Timur, Kecamatan Sebatik Utara Dan Kecamatan Sebatik Tengah Dalam Wilayah Kabupaten Nunukan.
Peraturan Pemerintah. (1996). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38, Tahun 1996 Tentang Pembentukan 13 (Tiga Belas) Kecamatan Di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai, Berau, Bulungan, Pasir, Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda, dan Balikpapan Dalam wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Timur.
Pramesti, D. L. (2020). Analisis Deskriptif Keputusan Masyarakat Dalam Memilih Mata Uang Ringgit. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Presiden Republik Indonesia. (2017). Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017 Tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar.
Puryanti, Lina & Husain, S. B. (2009). Perubahan Sosial, Migrasi, Dan Politik Identitas: Studi Kasus Masyarakat Perbatasan Indonesia Malaysia Di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur. Surabaya: Universitas Airlangga.
Rasniah. (2019). Kerjasama Indonesia Dan Malaysia Dalam Membangun Ekonomi Perdagangan Wilayah Perbatasan Kaltara-Sabah: Studi Kasus Pulau Sebatik Kalimantan Utara Indonesia. Skripsi. Bandung: Universitas Pasundan.
Rudiatin, Endang. (2018). Malayndonesia: Integrasi Ekonomi Di Perbatasan Indonesia-Malaysia: Sebatik Kalimantan Utara-Tawau Sabah. Bekasi: Bening Era Media.
Saleh, M. H. (2015). Dinamika Masyarakat Perbatasan (Eksistensi Perantau Bugis Di Pulau Sebatik Kalimantan Utara: Perspektif Cultural Studies). Jurnal Borneo Administrator, Vol. 11 (1). 31–48.
Siburian, Roberth. (2012). Pulau Sebatik: Kawasan Perbatasan Indonesia Beraroma Malaysia. Jurnal Masyarakat Perbatasan & Budaya. Vol. 14 (1). 53-75.
Sudiar, Sonny. (2012). Kebijakan Pembangunan Perbatasan Dan Kesejahteraan Masyarakat’, Jurnal Paradigma, Vol. 1 (3). 389–401.
Sudirman. (2014). Dampak Penggunaan Mata Uang Ganda Rupiah Dan Ringgit Malaysia Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Di Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik Tengah. eJurnal Ilmu Pemerintahan. Vol. 2 (2). 2502-2515.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmawati & Nasution, Krisnadi. (2023). Perdagangan Barang Impor Di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan Perspektif Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdangangan. Jurnal Hukum Tata Negara Dan Politik Islam. Vol. 10 (2). 200-214.
Tangkeallo, Natalia. (2016). Kajian Pembangunan Daerah Perbatasan Di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan.Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Terbuka.
Tim Peneliti Universitas Airlangga. (2012). Kajian Akademis Usulan Daerah Utonomi Baru Kota Sebatik. Surabaya: Universitas Airlangga.
Undang-Undang Republik Indonesia. (2008). Undang-undang Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Wilayah Negara.
Yanti, B. V. I & Muawanah, U. (2020). Dinamika Kesepakatan Perdangan Lintas Batas Indonesia Dan Malaysia Dan Pengembangan Sentra Kelautan Dan Perikanan Terpadu (SKPT) Sebatik Di Kalimantan Utara. Jurnal Kebijakan Sosek KP. Vol. 10 (1). 53-63.