Discretionary Authority of Government Officials After Law Number 11 of 2020 concerning Job Creation in the Perspective of Government Administration: (Case Study of Constitutional Court Decision Number 91/PUU-XVIII/2020)
Kewenangan Diskresi Pejabat Pemerintah Pasca Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja Dalam Perspektif Administrasi Pemerintahan: Studi Kasus Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 91/PUU-XVIII/2020
Abstract
Discretion is a necessity for official governemt to execute public administration. The government will scarcely operate and may cause public service disfunction without a discretionary authority. The discretionary rules is stipulated in Law Number 30 year 2014 concerining The Administration of Government. This Law regulates that discretionary authority have limitations, i.e. prohibition to have any breach to the laws, in order to avoid arbitrariness by the official governemnt. However, Law Number 11 year 2020 concerning Job Creation has annulled such prohibition. The purpose of this research is to review discretionary authority according to Job Creation Law including the implementation the decision of Constitutional Court number 91/PUU-XVIII/2020. The method used herein is normative research which resulted that the execution of discretionary authority by the government upon the issuance of Constitutional Court’s decision have breached the laws and its legal system. The Government did not execute the Constitunal Court’s decision by issuing delegated legislations as well as emergency regulation on Job Creation.
References
Ansori, L. (2015). Diskresi Dan Pertanggungjawaban Pemerintah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan. Jurnal Yuridis, 2(1), 135–150.
Anwar, M., & Shafira, W. C. (2022). Anomali Peraturan Presiden Nomor 113 tahun 2021 tentang Struktur dan Penyelenggaraan Bank Tanah Ditinjau dari Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 91/PUU-XVIII/2020 tentang Pengujian Formil UU Cipta Kerja. Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 11(1), 99–115.
Atmosudirjo, S. P. (1994). Hukum Administrasi Negara, Cet. Kesepuluh, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Basah, S. (1989). Eksistensi dan Tolak Ukur Badan Peradilan Administrasi di Indonesia. Alumni.
Darumurti, K. D. (2016). Diskresi: kajian teori hukum dengan postscript dan apendiks. Genta Publishing.
Djamali, A. (1984). Pengantar Hukum Indonesia. CV. Rajawali, Jakarta.
Endang, M. I. A. (2018). Diskresi Dan Tanggung Jawab Pejabat Pemerintahan Menurut Undang-Undang Administrasi Pemerintahan/Discretion and Responsbility of Government Officials Based on Law of State Administration. Jurnal Hukum Peratun, 1(2), 223–244.
Farida, M. (2021). Problematika Konsep Diskresi dalam Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan pasca Undang-Undang Cipta Kerja. Jurnal Ilmiah Hukum dan Hak Asasi Manusia, 1(1), 11–20.
Fathorrahman, F. (2021). Pengaturan dan Implikasi Pengujian Formil Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi. HUKMY: Jurnal Hukum, 1(2), 133–148.
Fauzani, M. A. (2021). Desain Diskresi Dan Fiktif Positif Pasca Pemberlakuan Undang-Undang Cipta Kerja. Jurnal Literasi Hukum, 5(2).
Firdaus, F. R., & Erliyana, A. (2020). Perlindungan Kebijakan Diskresi dalam Penanganan Covid-19 Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 2020. PALAR: Pakuan Law Review, 6(02), 23–41.
Goodnow, F. J. (1905). The Principles of the Administrative Law of the United States (Boston, GP Putnam’s Sons).
Haryono, D. (2021). Metode Tafsir Putusan Mahkamah Konstitusi Dalam Pengujian Konstitusional Undang-Undang Cipta Kerja. Jurnal Konstitusi, 18(4), 774–802.
Indonesia, S. J. K. Y. R. (2019). Memperkuat peradaban hukum dan ketatanegaraan Indonesia. Jakarta: Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial Republik Indonesia.
Irawan, A. (2022). Undang-Undang Cipta Kerja Di Tengah Himpitan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 91/PUU-XVIII/2020. LITIGASI, 23(1), 101–133.
Kurniawaty, Y. (2016a). Penggunaan Diskresi Dalam Pembentukan Produk Hukum. Jurnal Legislasi Indonesia, 13(1), 53–62.
Kurniawaty, Y. (2016b). Penggunaan Diskresi Dalam Pembentukan Produk Hukum (The Use of Discretion in The Formation of a Legal Product). Jurnal Legislasi Indonesia, 13(01).
Marbun, S. F., & Mahfud MD, M. (1987). Pokok-pokok hukum administrasi negara. Liberty.
Muin, F. (2018). Diskresi Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan. Tanjungpura Law Journal, 2(2), 151–165.
Narindra, J. S., & Ispriyarso, B. (2022). Analisis Penghapusan Syarat Tidak Bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan Dalam Penggunaan Diskresi Pada Omnibus Law Cipta Kerja. Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, 4(3), 418–432.
Natasasmita, B. I. (2011). Diskresi sebagai Tindak Pidana Korupsi: Kajian Kriminologi dan Hukum terhadap Fenomena Pejabat Otoritas. MIMBAR: Jurnal Sosial Dan Pembangunan, 27(2), 143–149.
Patiro, Y. M. I. (2012). Diskresi pejabat publik dan tindak pidana korupsi. Keni Media.
Ridwan, H. R. (2014). Hukum administrasi negara.
Soemitro, R. H. (1990). Metode penelitian hukum dan jurimetri. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Syahrani, R. (1991). Rangkuman intisari ilmu hukum.
Taufiqurrahman, M. (2019). Kedudukan Diskresi Pejabat Pemerintahan. Jurnal Retentum, 1(01), 48–61.
Utami, N. W. (2022). Perluasan Pengaturan Diskresi Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja. Jurnal Legislasi Indonesia, 19(4).