POETRY AS SOCIAL CRITISM DURING THE GUIDED DEMOCRACY ERA IN INDONESIA 1959-1966
Puisi sebagai Kritik Sosial pada Masa Demokrasi Terpimpin di Indonesia 1959-1966
DOI:
https://doi.org/10.36526/santhet.v9i5.5872Keywords:
Constituent Assembly Ideological conflicts Presidential Decree of July 5, 1959 Liberal Democracy era Guided Democracy eraAbstract
This study examines the role of poetry as a medium of social criticism during the Guided Democracy Period in Indonesia from 1959 to 1966. Amidst political instability, authoritarian governance under President Soekarno, and widespread sosial inequality, poetry emerged as a tool for resistance and public conscience. The research aims to explore how Indonesian poets employed literary expression to critique oppressive power structures and advocate for the marginalized. Using the historical research method, this study analyzes primary sources, including poems written by Agam Wispi, S. Anantaguna, Goenawan Mohamad, and Taufiq Ismail, along with historical documents and secondary literature. The findings reveal the poets affiliated with different ideological groups, such as Lekra and Manikebu, produced diverse yet convergent forms of social criticism through their works. These poems address themes of land injustice, political cencorship, and social disparity. The study highlights poetry not only as an artistic expression but also as a historical document that captures the zeitgeist of a politically turbulent era. The novelty of this research lies in its interdisciplinary approach, combining literary analysis with historiography to offer a broader understanding of poetry as both cultural artifact and historical resistance. This underscores the relevance of literature as a powerful tool for political expression and social advocacy in Indonesia’s democratic history.
References
Abar, A. Z. (1997). Kritik Sosial, Pers dan Politik Indonesia.
Adiyanti, R. M., Saadie, M. M., & Agustiningsih, D. D. (2021). Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi Negeri Terluka Karya Saut Situmorang. Jurnal Bahtera Sastra Indonesia, 3(1).
Al Fikry, M. F., Mustamar, S., & Pudjirahardjo, C. (2019). Mantra Petapa Alas Purwo: Kajian Semiotika Riffaterre. SEMIOTIKA: Jurnal Ilmu Sastra dan Linguistik, 20(2), 108-119.
Andangdjaja, H. (2014). Aku. Pawon.
Anwar, S. (2012). Analisis Unsur Intrinsik dalam Kumpulan Puisi 6 Tirani dan B enteng" Karya Taufiqlsmail.
Ardika, I. W. (2020). Asiknya menulis puisi. Grapena Karya.
Argenti, G. (2017). Pemikiran Politik Soekarno Tentang Demokrasi Terpimpin. Jurnal Politikom Indonesiana, 2(2), 14-14.
Arta, K. S. (2022). Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1959-1966. Jurnal Candra Sangkala, 4(1), 1–8. http://doi.org/10.23960/sosiologi.v18i1
Gie, S. H. (2011). Catatan Seorang Demonstran. LP3ES.
Grinter, A. (2017). Narrative And History: Hayden White’s Objections To Scientistic Changes to The Study Of History. In The Journal of Natural and Social Philosophy (Vol. 13, Issue 1). www.cosmosandhistory.org
Harimurti, A. (2018). Agam Wispi: Sastra untuk manusia. Lensa Budaya: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Budaya, 13(1).
Hasmiyatni, D. M., Herlina, L., & Anwar, R. (2024). Pemaknaan Heuristik, Hermeneutik, Dan Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi Pahlawan dan Tikus Karya A. Mustofa Bisri: Kajian Semiotika. In Suara Bahasa: Journal of Language (Vol. 2).
Hidayat, A. (2022). Kebijakan Ekonomi Soekarno Pada Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965). Alur Sejarah: Jurnal Pendidikan Sejarah, 6(1).
Jassin, H. B. (2018). Chairil Anwar Pelopor Angkatan ‘45. Narasi.
Jassin, H. B. (2013). Angkatan 66: prosa dan puisi. Dunia Pustaka Jaya.
Juwati, J. (2017). Diksi dan gaya bahasa puisi puisi kontemporer karya Sutardji Calzoum Bachri, sebuah kajian stilistik. Jurnal Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran, 1(1), 72-89.
Kuntowijoyo. (2018). Pengantar Ilmu Sejarah. 69–82.
Lubis, N. A., Aini, R. A., & Raja, R. S. R. L. (2025). Kritik Sosial Terhadap Kapitalisme: Analisis Puisi di Negeri Amplop Karya Mustofa Bisri dalam Teori Karl Marx. Carong: Jurnal Pendidikan,Sosial,dan Humaniora, 1, 414–420.
Mohamad, G. (2011). Marxisme seni pembebasan. Tempo Publishing.
Mohamad, G. (2018). Seni, Politik, Pembebasan. IRCiSoD.
Nasirin, A. A., & Abdurakhman, A. Telusur Eksistensi Nasakom dan Aktivitas Lekra masa Demokrasi Terpimpin 1959-1965. Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 7(1), 27-38.
Nuha, K., Oktalia, P., & Karkono, K. (2022). Kompleksitas Kritik Sosial dalam Puisi Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini Karya Taufik Ismail dan Sajak Pertemuan Mahasiswa Karya WS. Rendra. Journal of Language, Literature, and Arts, 2(4), 469-480.
Pamungkas, J., Sujarwo, S., Cahya Rahmawati, S., Anggraeni, E. P., & Lathifah, W. (2022). Analisis Materi Tembang Macapat Sebagai Alternatif Rintisan Desa Budaya Giripurwo, Purwosari, Gunungkidul. Journal of Comprehensive Science, 1(2), 40-44.
Pradita, L. A. (2015). Nilai Religiusitas dalam Kumpulan Puisi Doa untuk Anak Cucu Karya WS Rendra dengan Pendekatan Pragmatik dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA (Bachelor's thesis, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Pratiwi, D. A., Safitri, I., & Farika, L. (2019). Kritik sosial dalam kumpulan puisi ws rendra: kehidupan masyarakat di indonesia. Cakrawala Linguista, 1(2), 59-67.
Puisi: Internasionale (Karya Goenawan Mohamad). (2025, April 8). Sepenuhnya.
Puisi: Petani, Tanah, dan Sumber Kehidupan. (2016, September 24). Boemi Mahardika.
Puisi: Yang Bertanah Air Tapi Tidak Bertanah (Karya Sabar Anantaguna). (2024, September 23).
Purnamawati, E. (2020). Perjalanan Demokrasi di Indonesia. 18 Nomor 2, 251–264. https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/1
Rahayu, I., & Susilawati, E. (2022). Realisme Sosial dalam Potret Seorang Komunis Karya Sabar Anantaguna. Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra.
Rosa, F., Hermita, N., & Samsudin, A. (2017). Karya sastra melayu riau. Deepublish.
Rosid, A. (2024). Analisis Kritis Atas Respon Taufiq Ismail Terhadap Kondisi Sosial Politik Dalam Kumpulan Puisi Tirani dan BentengTahun 1960-1966. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Rustamana, A., Zahwan, A. H., Hilmani, F., Selma, A., & Narendra, D. (2024). Metode Historis Sebagai Pedoman Dalam Penyusunan Penelitian Sejarah. Sindoro Cendekia Pendidikan, 5(6), 1–10. https://doi.org/10.9644/sindoro.v4i5.3317
Sambodja, A. (2010). Historiografi Sastra Indonesia 1960an. Bukupop.
Santosa, P. (2022, January 22). Kritik Postkolonial: Jaringan Sastra atas Rekam Jejak Kolonialisme. Badan Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa.
Supartono, A., & Kebudayaan, P. (2000). Lekra vs Manikebu. Jakarta: STF Driyakarya.
Susanti, N., Supriatna, N., & Sumantri, Y. K. (2019). Lekra VS Manikebu: Perlawanan Majalah Sastra terhadap Politik Kebudayaan Pemerintah Masa Demokrasi Terpimpin (1961-1964).
Wachid, A. (2023). Dinamika puisi Indonesia. BasaBasi.
Wahyuni, A. A. A. R., & Banda, M. M. DI BALIK PELARANGAN BUKU.
Waluyo, J. Herman. (1987). Teori dan Apresiasi Puisi. Penerbit Erlangga.
Yuliantoro, A. (2024). Pengajaran Apresiasi Puisi. Penerbit Andi.
Zulfikar, M. F., Marwan, I., Saryono, D., & Syahri, M. (2023). TURBA SASTRAWAN LEKRA DALAM RESISTENSI KELAS PEKERJA: HISTORIOGRAFI SASTRA INDONESIA PERIODE 1960-AN. Magistra Andalusia: Jurnal Ilmu Sastra, 5(2).
