The effectiveness of Stasiun Lambuang as a Public Space for Empowering Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) in Bukittinggi City
Efektivitas Ruang Publik Stasiun Lambuang untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bukittinggi
DOI:
https://doi.org/10.36526/santhet.v9i4.5841Keywords:
ruang publik, UMKM, Stasiun Lambuang, efektivitas, BukittinggiAbstract
The purpose of this research is to assess how well Stasiun Lambuang serves as a public area for empowering Bukittinggi City's MSMEs. Data was gathered by document analysis, in-depth interviews, and observation using a descriptive qualitative methodology. The results show that, as seen by ineffective zoning and passive visitor behavior, the area does not adequately address the financial demands of MSME actors. Zone 1 is less attractive due to limited facilities, while Zone 2 is more crowded due to entertainment features. Moreover, poor external visibility caused by a concrete fence reduces spontaneous visits. The analysis refers to Carr’s (1992) framework of an ideal public space, which requires responsive, democratic, and meaningful qualities. This study recommends facility revitalization, zoning rearrangement, and a more participatory management strategy.
References
Alfarisi, R. (2024). Stasiun Lambuang: Relokasi sebagai strategi marketing dalam memajukan UMKM. Kumparan. Diakses dari kumparan.com
Carr, S. (1992). Public Space. Cambridge University Press.
de Yong, S., & Dora, P. E. (2016). Kajian Konsep Teritori dan Usulan Solusi Untuk Pencegahan Kejahatan pada Interior Sekolah Taman Kanak-Kanak di Surabaya. Petra Christian University. https://cptidblog.wordpress.com/autho r/cptidblog/
Kementerian BUMN. (2024, Maret 6). Resmikan Stasiun Lambuang, Erick Thohir: Bukittinggi masih butuh investasi infrastruktur. Dipublikasikan secara online pada link: https://www.viva.co.id/bisnis/1694169-resmikan-stasiun-lambuang-erick-thohir-bukittinggi-masih-butuh-investasi-infrastruktur?form=MG0AV3&form=MG0AV3#goog_rewarded . Diakses Pada tanggal 21 September 2024 Pukul 21:53 WIB.
Jamalludin, Rizqi. 2018. “Identifikasi Alun-Alun Kudus sebagai Fasilitas Ruang Terbuka Publik di Tinjau terhadap Pendekatan Dimensi Fungsi dan Dimensi Sosial. “ Jurnal Plamologi 15 (1): 34-48. https://doi.org/10/30659/jpsa.v15i1.2761.
Liputan6. (2025, Juni 15). Menteri UMKM: 30 Persen ruang publik harus dialokasikan untuk UMKM. Diupublikasikan secara online pada link: https://www.liputan6.com/bisnis/read/6053099/menteri-umkm-30-persen-ruang-publik-harus-dialokasikan-untuk-umkm?form=MG0AV3&form=MG0AV3 . Diakses Pada tanggal 6 Oktober 2024 Pukul 20:55 WIB.
L. Schiffman and K. L. Kanuk, Consmer behavior 7th Edition (Perilaku Konsumen), Jakarta: PT Indeks, 2008
Anita, J., Gustya, F., Rahayu Erawati, L., & Dewi Sukma, M. (2012). Kajian Terhadap Ruang Publik Sebagai Sarana Interaksi Warga di Kampung Muararajeun Lama, Bandung. Reka Karsa, 1-12. http://lib/itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2013/12/Microsoft-Word-Muara-Rajeun-Juarni-Anita-2012_1.pdf’
Haris, D.M. (2011). Strategi Pengembangan Usaha Sektor Informal Dalam Kemiskinan di Perkotaan. Simposium Nasional Otonomi Daerah.
Muhammad Nafis. (2023). Konsep Communal Dining Place dalam pengembangan ruang publik kuliner di Kota Banjarbaru. [Artikel tidak dipublikasikan].
Munawir. (2004). Analisa Lapangan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
N. Farasa and H. E. Kusuma, Faktor Dominan yang Mempengaruhi kebetahan di Kafe: Motivasi dan Preferensi Gender. 2016.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
PT Kereta Api Indonesia (Persero). (2016). Keputusan Direksi No. KEP.U/KA.102/IV/1/KA-2016 tentang Pemanfaatan Aset Tanah. Jakarta: PT KAI.
P. Kotler and K. L. Keller, Manajemen Pemasaran. Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Tarma Sartima dkk, Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Solok Berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 5 Tahun 2017, Swara Justisia, Volume 6 Issue 4 Januari 2023