Pagelaran Seni dalam Tradisi Malam Bujang Gadis di Kabupaten Lahat Pasca-penghapusan Sistem Marga (1983-2008)

  • Susanto Jumaidi Universitas Negeri Semarang
  • Hamdan Tri Atmaja Universitas Negeri Semarang
Keywords: Malam Bujang Gadis Tradition, Lahat Regency, art performence

Abstract

Seni pertunjukan dalam tradisi Malam Bujang Gadis merupakan budaya masyarakat marga di Kabupaten Lahat yang sarat akan nilai, fungsi, dan tujuan. Akan tetapi, sistem marga tersebut dihapuskan melalui Keputusan Gubernur Sumatera Selatan tanggal 24 Maret 1983 Nomor 142 KPTS/1/1/1983. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses penyelenggaraan seni pertunjukan pada masa sistem marga, dinamika sosial politik pasca penghapusan sistem marga, dan pengaruhnya terhadap eksistensi seni pertunjukan. Dengan menggunakan metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi sumber, dan historiografi, penelitian ini bersumber dari Laporan Rapat Adat Marga, data Badan Pusat Statistik Kabupaten Lahat, bahan visual, dan sejarah lisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada masa sistem marga, seni pertunjukan mencerminkan nilai, norma, dan etika sosial, meliputi seni tari dan seni sastra daerah, hiburan tradisional, dan forum pelestarian kesenian daerah. Akan tetapi, pasca penghapusan sistem marga, perubahan sosial politik berdampak pada kehidupan sehari-hari, sehingga terjadi pergeseran dalam penyelenggaraan seni pertunjukan. Perubahan tersebut kemudian diadaptasi oleh para bujang dan gadis dengan mempengaruhi unsur-unsur pertunjukan seni seperti norma, etika, fungsi, bentuk seni, serta model dan praktik pertunjukan seni dalam tradisi Malam Bujang Gadis di Kabupaten Lahat.

References

Alamsyah, & Syarifuddin. (2022). Modernisasi Perspektif Samuel P. Huntington. SINTHOP: Media Kajian Pendidikan, Agama, Sosial Dan Budaya, 1(2), 145–155.
Ardivitiyanto, Y. (2015). Perkembangan Musik Rock di Kota Malang Tahun 1970–2000-an: Kajian Globalisasi dan Eksistensi Sosial-Budaya. Jurnal Kajian Wilayah, 6(1), 53–69.
BPS Kab. Lahat. (1992). Kabupaten Lahat dalam Angka 1992.
Charina, L., Sumarto, & Taufik. (2021). Analisis Manfaat Adat Begarehan dalam Masyarakat Besemah (Etnografi Komunikasi Masyarakat Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat). Jurnal Pendidikan IPS, 4(3), 302–309. https://doi.org/10.30998/herodotus.v4i3.10941
Darban, A. A. (1997). Sejarah Lisan Memburu Sumber Sejarah dari Para Pelaku dan Penyaksi Sejarah. Humaniora, 4, 1–4.
Firamadhan, A. W. (2015). Musik Rejung dalam Sastra Lisan Etnis Besemah Kabupaten Pagar Alam [Skripsi]. Institus Seni Indonesia.
Habiburrahman, M. (2018). Tinjauan Hukum Islam Terhadap Peminangan Menurut Adat Begareh Di Desa Ujung Pulau Kecamatan Tanjung Sakti Pumu Kabupaten Lahat Sumatera Selatan [Skripsi]. Universitas Islam Indonesia.
Hera, trany. (2014). Perubahan Bentuk Pertunjukan Tari Sembah dalam Konteks Pariwisata di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan. Gelar: Jurnal Seni Budaya, 12(2), 209–219.
Heryanto, Ariel. (2012). Budaya populer di Indonesia : mencairnya identitas pasca orde baru. Jalasutra.
Hestiana. (2019). Tradisi Begareh Dan Implikasinya Pada Akhlak Remaja Di Desa Pematang Bango Kota Pagar Alam Sumatera Selatan [Skripsi]. IAIN Bengkulu.
Istianda, M., Irwanto, D., & Giyanto. (2023). Jalan Kembali ke Sistem Marga di Sumatera Selatan. Aksara Pena. www.aksarapena.com
Istiawati, N. F., Lestari, M. A., & Widodo, S. (2023). Keterkaitan Jarak Geografis Terhadap Eksistensi Tradisi Pantauan Bunting (Konstruksi Sosial Suku Besemah, Lahat, Indonesia). JAMBURA GEO EDUCATION JOURNAL, 4(1), 35–48. https://doi.org/10.34312/jgej.v4i1.17355
Jenks, C. (2007). Budaya. jogja Istimewa.
Kartodirdjo, S. (1992). Pendekatan ilmu sosial dalam metodologi sejarah. Gramedia Pustaka Utama.
Kesumah, D., Puma, I. M., & Sukiyah. (1995). Pesan-Pesan Budaya Lagu-Lagu Pop Dangdut dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Sosial Remaja Kota. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Kuntowijoyo. (2018). Pengantar Ilmu Sejarah. Tiara Wacana.
Mursidi, A. (n.d.). Gandrung Seni Pertunjukan di Banyuwangi.
Rumodhon, B. (2018). Pertunjukan Rejung dalam Tradisi Begareh Malam Bujang Gadis pada Masyarakat Pagar Alam (Vol. 19, Issue 1). http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara
Sakai, M. (2017). Identitas Gumay, Islam, dan Merantau di Sumatra Selatan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Soekanto, S. (2017). Sosiologi Suatu Pengantar (48th ed.). Rajawali Press.
Sopyan, M., Kesuma, A. I., & Sahabuddin, J. (2017). Etnis Bali dI Lombok Barat (1942-2002). Historical Studies Journal, 1(1), 103–112.
Sudawan, S., & Sunarti. (2022). Tradisi Ningkuk Masyarakat Komering. 79–94.
Sukma, I. (2020). Pergeseran Fungsi Kesenian Senjang pada Masyarakat Musi Banyuasin Sumatera Selatan: “Antara Tradisi dan Modernisasi dalam Arus Globalisasi.” Jurnal Pakarena, 4(2), 1–8.
Syawaludin, M. (2015). Kontribusi Teori Fungsionalisme Struktural Parsons: Pengelolaan Sistem Sosial Marga di Sumatera Selatan. Sosiologi Reflektif, 10(1), 175–198.
Sztompka, P. (2017). Sosiologi Perubahan Sosial. Kencana.
Utomo, B. B. (2016, March 22). Kawasan Kota Pendukung Sriwijaya di Pedalaman. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. https://arkenas.kemdikbud.go.id/contents/read/article/oz108w_1459822140/kawasan-pendukung-kota-sriwijaya-di-pedalaman#gsc.tab=0
Yulianti. (2020). Fenomena Budaya Lingku’an di Kalangan Muda Mudi: Studi di Desa Gunung Agung Kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat [Skripsi]. Universitas Sriwijaya.
Yustisio, Y. (2022). Komunikasi Ritual dalam Tradisi Pantawan Bunting Suku Besemah Di Desa Tanjung Alam, Kecamatan Tanjung Sakti Pumu, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan [Skripsi]. UIN Fatmawati Sukarno.
Published
2024-07-01
How to Cite
JumaidiS., & Hamdan Tri Atmaja. (2024). Pagelaran Seni dalam Tradisi Malam Bujang Gadis di Kabupaten Lahat Pasca-penghapusan Sistem Marga (1983-2008). Santhet (Jurnal Sejarah Pendidikan Dan Humaniora), 8(1), 1109-1121. https://doi.org/10.36526/santhet.v8i1.3946