Pemanfaatan Benteng Tundakan Sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMAN 1 Paringin
Abstract
This research aims to analyse the use of Tundakan Fort as a history learning resource at SMAN 1 Paringin. The method used in the research used a qualitative approach. Data sources were obtained through observation, interviews, and documentation. As for data analysis, it refers to Miles and Huberman which consists of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed that the utilisation of Tundakan Fort as a history learning resource at SMAN 1 Paringin had a positive impact on students' understanding of local history and increased their sense of concern for the preservation of cultural heritage. In the utilisation of Tundakan Fort as a source of history, the teacher directed students to conduct interviews with several residents of Tundakan Village. Furthermore, students were taken to the Tundakan Fort area to make observations and documentation. Then the form of evaluation used is by doing group assignments to students. This activity was carried out with the aim of measuring students' understanding of history through the results of students' observations and analyses of the Tundukan Fort. The obstacles faced include transportation, time constraints, the difficulty of coordinating students in the field and coordinating students outside of school hours.
References
Creswell, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif & Desain Riset : Memilih Diantara Lima Pendekatan (Terjamahan oleh Ahmad Lintang Lazuardi (ed.); Cetakan I). Pustaka Pelajar.
Guntur, A. (2018). Kraton Buton sebagai Sumber Sejarah Lokal dalam Pembelajaran Sejarah. Jurnal Pendidikan Sejarah, 7(1), 85–98. https://doi.org/10.21009/JPS.071.06
Kustyaningsih, A., Djono, D., & Yunianto, T. (2018). Museum Benteng Vredeburg Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah. Jurnal Candi, 18(2), 58–68.
Maharani, T. D. (2017). PEMANFAATAN BENTENG VAN DER WIJCK SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH PADA POKOK BAHASAN KOLONIALISME DI KELAS XI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR KEBUMEN TAHUN PELAJAJRAN 2016/2017. Universitas Negeri Semarang.
Majid, A. (2009). Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi guru. Alfabeta.
Merrianda, N., Atno, A., & Atmaja, H. T. (2018). Pemanfaatan Benteng Fort Willem I sebagai Sumber Belajar Sejarah Pada Pokok Bahasan Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di Kelas XII SMA Kanisius Ambarawa Tahun Ajaran 2017/2018. Historia Pedagogia, 7(1), 69–74.
Mustofa, K. (2010). Model pendidikan dan pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Alfabeta.
Panjaitan, F., Corry, C., & Napitu, U. (2023). PEMANFAATAN SITUS BATU PERSIDANGAN SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH. PEDAGOGIKA: Jurnal Pedagogik Dan Dinamika Pendidikan, 11(1), 20–30. https://doi.org/10.30598/pedagogikavol11issue1page20-30
Rohani, A. (2019). Media instruksional edukatif. Pt Rineka Cipta.
Sudjana, N. (2005). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya.
Syafaruddin, & Amiruddin. (2017). Manajemen Kurikulum. PERDANA PUBLISHING.
Syah, M. (2010). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Remaja Rosdakarya.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana.
Widja, I. G. (1991). Sejarah lokal suatu perspektif dalam pengajaran sejarah. Penerbit Angkasa.