MOLO A'RA SAHU: MARRIAGE CEREMONY OF THE SAHU TRIBE OF WEST HALMAHERA REGENCY
DOI:
https://doi.org/10.36526/sosioedukasi.v14i4.6538Keywords:
Molo A’ra Sahu, upacara perkawinan, Suku Sahu, budaya lokal, Halmahera Barat.Abstract
This study aims to describe and analyze the meaning, stages, and socio-cultural values contained in the traditional Molo A'ra Sahu marriage ceremony in the Sahu Tribe community in West Halmahera Regency. The research method used is a descriptive qualitative approach with data collection techniques through observation, in-depth interviews, and documentation of traditional leaders, community leaders, and couples who carry out the ceremony. The results of the study show that the Molo A'ra Sahu ceremony is not just a marriage procession, but a traditional ritual that is loaded with cultural symbols and values such as mutual cooperation, kinship, responsibility, and respect for ancestors. Each stage of the ceremony — from the proposal (fotu), the handing over of the dowry (molo), to the traditional feast (a'ra) — has a philosophical meaning that reflects the Sahu people's view of the sacredness of the marriage bond and the importance of maintaining social harmony in the community. This study concludes that Molo A'ra Sahu has an important function in preserving local cultural identity and strengthening the social solidarity of the Sahu people in the midst of modernization. It is hoped that the results of this research can be a reference for the preservation of regional culture and learning materials for the younger generation about the local wisdom of West Halmahera.References
Any, Nanda Ravela Lie, Peran Lembaga Adat dalam Pelestarian Kearifan Lokal (Orom sasadu/Makan Adat) Suku Sahu di Desa Balisoan Kecamatan Sahu Kabupaten Halmahera Barat (Skripsi), Salatiga: Program Susi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Satya Wacana. 2017
Apomfires Frans, Makanan Pada Komunitas Adat Jae: Catatan Sepintas-Lalu Dalam Penelitian Gizi, Antropologi Papua, Volume 1 Nomor 2, hal. 1-9. 2002.
Arman Ayu, Festival Teluk Jailolo: Celebrating the People, Culture and Nature of West Halmahera, Jailolo: Nala Publishing House. 2015.
Bagong. Dari Klasik Hingga Kontemporer. Yogyakarta: Padepokan Press. 1992.
B. Soelarto, Sekitar Tradisi Ternate. Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Departemen Pendidikan Kebudayaan RI, 1982.
Barjiyah Umi, Rajab Umar Hi, Margana Sri, Wahid Abdul, Integrasi Sejarah dan Nilai Budaya Rumah Adat Sasadu di Jailolo- Sahu dalam Historiografi dan Kebudayaan Nasional (Laporan Akhir Penelitian Kerjasama Antar Perguruan Tinggi), Ternate: LPPM Universitas Khairun. 2017.
Christiaan Frans van Fraasen, Ternate, “De Molukken en De Indonesische Archipel, Van Soa Organisatie en Vierdeling: Een Studie van Traditionele Samenleving en Cultuur en Indonesia”, Disertasi Universiteit Leiden, 1987.
Fadiati (1994). Dinamika Budaya Lokal. Bandung : CV. Indra Prahasta bersama Pusat Kajian IPBS.
Hadi, Sumandiyo. 2005. Sosiologi Tari. Yogyakarta: Penerbit Pustaka.
Kayam, Umar. 1981. Seni, Tradisi, Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan Kussudiardja.
Koentjaraningrat. (2002). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Gramedia: Jakarta.
Peursen, C.A. (1988). Strategi Kebudayaan. Kanisius: Yogyakarta.
Moleong, Lexy. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Bandung.
Masinambaw E.K.M. (ed.) Halmahera dan Raja Ampat Sebagai Kesatuan Majemuk. Suatu Studi Terhadap Suatu Daerah Transisi. Jakarta: LEKNAS-LIPI,1980.
Leonard Y. Andaya, The World of Maluku: Eastern Indonesia in the Early Modern Period. Honolulu: University of Hawaii Press, 1993.
L. E. Visser, (ed), Halmahera and Beyond, Social Science Research in The Moluccas. Leiden: KITLV Press, 1994.
R.Z. Leirissa,Halmahera Timur dan Raja Jailolo Pergolakan di Laut Seram Abad Ke-19.Jakarta: Balai Pustaka. 1996.
Sutrisno Kutoyo, Sejarah Daerah Maluku. Jakarta: Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1977.
Soedarsono,1996. Tari-tarian Indonesia 1. Jakarta: Proyek Pengembangan.
Sedyawati Edi. 2006. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sedyawati, dkk. 1986. Pengetahuan Elemen Tari. Jakarta:
Soekanto, Soejono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sunada (2013), Manusia dan Kebudayaan diIndonesia Teori dan Konsep. Jakarta: Dian Rakyat.
Suwantoro (1997). Macam-Macam Kuliener Indonesia. Yogyakarta: PT.Tiara Wacana.
Soekarto (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi baru kedua. Jakarta: CV.Rajawali. Edisi baru kedua.
Tjanu Jacobus, Nilai-Nilai Solidaritas Sosial dan Religiusitas dalam Kebudayaan Sasadu, (Tesis), Salatiga: PPs Sosiologi Agama Universitas Kristen Satya Wacana. 2008.
Wakim Mezak, Sasadu, Arsitektur Tradisional Jailolo Halmahera Barat, Patanjala, Volume 7 Nomor 1, 1-16. 2015.
Willard A Hanna & Des Alwi, Ternate dan Tidore Masa Lalu Penuh Gejolak, Jakarta: Sinar Harapan, 1996.
Freizer Giwe, 57 Tahun. Advokat. Alamat Gamtala RT 04 RW o2 Kec. Jailolo
Nelson Tan 55 tahun Kepala Desa Taraudu. Alamat Desa Taraudu Kecamatan Sahu Kabupaten Halmahera Barat.
Michal Hady 53 tahun Kepala Desa Worat-Worat. Alamat Desa Worat-Worat Kecamatan Sahu Kabupaten Halmahera Barat.
Hendra Mole 56 tahun Kepala Desa Tacici. Alamat Desa Tacici Kecamatan Sahu Kabupaten Halmahera Barat.
.png)
