GAMBARAN KECEMASAN AKAN PERNIKAHAN PADA PEREMPUAN DEWASA AWAL YANG BERLATAR BELAKANG KELUARGA BROKEN HOME
DOI:
https://doi.org/10.36526/sosioedukasi.v14i4.6596Keywords:
Kecemasan Pernikahan, Perempuan Awal Dewasa, Keluarga Broken homeAbstract
Penelitian ini mengkaji gambaran kecemasan terhadap pernikahan pada perempuan dewasa awal yang berasal dari keluarga broken home. Kecemasan yang muncul bersifat multidimensional, mencakup aspek afektif, kognitif, perilaku, dan fisiologis, yang dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil, trauma perceraian orang tua, serta tekanan sosial dan budaya. Metode penelitian yang digunakan bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif, melibatkan lima subjek perempuan dewasa awal berusia 20–35 tahun yang dipilih melalui purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam semi-struktur dan observasi partisipatif, kemudian dianalisis dengan prosedur reduksi data, penyajian data, dan triangulasi untuk memastikan keabsahan temuan. Hasil penelitian menunjukkan kecemasan afektif ditandai oleh ketakutan emosional, rasa cemas, dan kekhawatiran berlebihan terhadap pernikahan; kecemasan kognitif muncul melalui pikiran negatif mengenai kegagalan rumah tangga, ketidakmampuan mempertahankan hubungan, dan trauma dari pengalaman keluarga; kecemasan perilaku meliputi penghindaran topik pernikahan, menunda komitmen, serta menjaga jarak dari pasangan; sementara kecemasan fisiologis terlihat melalui gangguan tidur, jantung berdebar, perubahan nafsu makan, dan kelelahan. Temuan ini menekankan perlunya intervensi psikologis komprehensif, termasuk konseling, edukasi relasi sehat, dan dukungan sosial, untuk membantu perempuan dewasa awal dari keluarga broken home mengenali pola kecemasan, mengelola pikiran negatif, dan membangun kesiapan emosional menghadapi pernikahan
References
Achmad, U. (2025). Gambaran Resiliensi Mahasiswa Broken Home Di Kota Semarang. repository.unissula.ac.id.
Afifah, D. (2023). Gambaran Self Compassion Pada Remaja Broken Home Di Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.
Agustina, Y. (2016). Self disclosure mengenai latar belakang keluarga yang broken home kepada pasangannya. neliti.com.
Amalina, P., & Kinanthi, M. R. (2017). Hubungan antara kepuasan pernikahan dengan kecemasan terhadap menopause pada individu yang berada dalam tahap usia menjelang menopause. Psikodimensia: Kajian Ilmiah Psikologi, 16(1), 31–39.
Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik. In Jakarta: Rineka Cipta (hal. 412–413). https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=217760
Bahjatunnisa, B. (2024). Kecemasan Wanita Karir Terhadap Ikatan Pernikahan (Adaptasi Kasus Gamophobia). Journal of Mandalika Literature, 5(4), 1039–1044.
Basofi, D. A. (2017). Hubungan jenis kelamin, pekerjaan dan status pernikahan dengan tingkat kecemasan pada pasien operasi katarak di rumah sakit yarsi pontianak. Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura.
Cantika, K., & Subroto, U. (2024). Dampak Perceraian Orangtua Akibat KDRT Terhadap Kecemasan Anak Perempuan Dewasa Awal. Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 10(04), 234–251.
Deslyana, A. (2021). Gambaran Resiliensi Pada Remaja Yang Mengalami Broken Home. repository.uir.ac.id.
Devi, N. P. L. P., & Tobing, D. H. (2024). Resiliensi pada remaja dengan latar belakang keluarga broken home. Innovative: Journal Of Social Science Research, 4(2), 1390–1404.
Diana, P. (2023). Gambaran persepsi pernikahan pada perempuan dewasa muda dengan latar belakang orang tua bercerai dan fatherless. Journal of Social and Economics Research, 5(2), 720–731.
Emmanuel, O. T., Cecilia, D. I., & Dayo, D. A. (2022). Language Barriers in Marriage: A Catalyst for Broken Homes and Students’ Poor Academic Performance. academia.edu.
Falculan, R. M., Paula, P. A., Ocdamia, J. J. J., & Samiley, S. G. G. (2019). Lived experiences of young adults from broken families on marital relationships. 11th International Scholars Conference, 7(1), 512–529.
Firdausi, N. I. A., Hotifah, Y., & Simon, I. M. (2020). Psychological dynamics of young people on broken home families. Acta counseling and humanities, 1(1), 31–41.
Gul, A., & Nadeemullah, M. (2017). Psycho Social Consequences Of Broken Homes On Children: A Study Of Divorced, Separated, Deserted And Blended Families. Pakistan Journal of Applied Social Sciences, 6(1), 17–36.
Gul, K., Sabir, J., Bukhtiar, A., & Saleem, H. A. R. (2025). Examining Marriage Anxiety, Psychological Distress and Social Support among Adults of Separated and Non-Separated Families. The Critical Review of Social Sciences Studies, 3(1), 1478–1493.
Haq, F., & Permadi, A. S. (2016). Hubungan antara religiusitas dengan kecemasan menghadapi pernikahan. eprints.ums.ac.id.
Harefa, I. E., & Savira, S. I. (2021). Studi fenomenologi mengenai forgiveness pada perempuan dewasa awal dari keluarga broken home. Character Jurnal Penelitian Psikologi, 8(1), 167–184.
Indahsari, N. K., & Fitriani, R. A. M. (2021). The Effect of Broken Home (Household Crisis) on Depression Anxiety Stress Scales (Dass 42) in Students of Sma X Lumajang. Hang Tuah Medical Journal, 19(1), 77–85.
Jumadi, N. I. F., & Murdiana, S. (2024). Hubungan Harga Diri Dengan Kecemasan Dalam Memilih Pasangan Hidup Pada Perempuan Dewasa Awal Yang Pernah Mengalami Putus Cinta. PESHUM: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora, 3(4), 548–553.
Junaidin, J., Mustafa, K., Hartono, R., & Khoirunnisa, S. (2023). Kecemasan terhadap pernikahan pada perempuan dewasa awal yang mengalami fatherless. Journal on Education, 5(4), 16649–16658.
Kurniati, A., & Rozali, Y. A. (2020). Pengaruh dukungan sosial terhadap kecemasan untuk menikah pada wanita dewasa awal dengan latar belakang orangtua bercerai. JCA of Psychology, 1(02).
Mistiani, W. (2018). Dampak keluarga broken home terhadap psikologis anak. Musawa: Journal for Gender Studies, 10(2), 322–354.
Moleong, L. J. (2020). Metodologi Penelitian Kualitatif. Rosdakarya Bandung.
Montolalu, I. S. C., Tiwa, T. M., & Kapahang, G. L. (2023). Harapan (hope) wanita dari keluarga broken home dalam mengambil keputusan menikah di Kabupaten Minahasa. Jurnal Sosial Humaniora Sigli, 6(1), 98–104.
Natalie, H., & Widhigdo, J. C. (2024). Psychological well-being among broken home young adults: The role of social anxiety disorder and hardiness. dspace.uc.ac.id.
Picauly, V. A. P., & Kusumiati, R. Y. E. (2025). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Kesiapan Pernikahan Pada Dewasa Awal Dengan Latar Belakang Keluarga Broken Home. Yume: Journal of Management, 8(1), 192–198.
Purwaningtyas, F. D., Ristanti, E., Aisyah, Y. L. D., & Choirudin, M. (2022). Dampak psikologis pernikahan dini bagi perempuan. Jurnal Psikologi Wijaya Putra (Psikowipa), 3(2), 21–26.
Rajagukguk, A. J. (2022). Hubungan Harga Diri Dengan Kecemasan Memilih Pasangan Hidup Pada Wanita Dewasa Awal. repository.uhn.ac.id.
Sari, E. H. (2024). Gambaran Self Compassion pada Remaja dengan Latar Belakang Broken Home. rama.unimal.ac.id.
Setiasih, W., Hutahaean, E. S. H., & Fahrudin, A. (2023). Shyness in Broken Home Teenagers. Kesans: International Journal of Health and Science, 3(1), 12–21.
Sugiyono. (2023). Metode Peneltian Kualitatif. Penerbit Alfabeta.
Utami, V., & Hakim, L. (2019). Hubungan harga diri dengan kecemasan memilih pasangan hidup pada perempuan dewasa awal. Jurnal Psimawa: Diskursus Ilmu Psikologi dan Pendidikan, 2(1), 15–20.
Violita, E. A. (2024). Hubungan harga diri dengan kecemasan memilih pasangan hidup pada wanita dewasa awal berlatar belakang Keluarga Broken Home. digilib.uinsgd.ac.id.
Wulandari, D., & Fauziah, N. (2019). Pengalaman remaja korban broken home (studi kualitatif fenomenologis). Jurnal Empati, 8(1), 1–9.
Zafar, N., & Kausar, R. (2024). Emotional and Social Problems in Divorced and Married Women. FWU Journal of Social Sciences, 8(1).




.png)













