PENGARUH PELATIHAN PLYOMETRIC DEPTH JUMP DAN HURDLE JUMP MENGGUNAKAN INTERVAL 1:3 DAN 1:5 TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

  • Arya T. Candra Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas PGRI Banyuwangi

Abstract

Power yang bagus sangatlah penting dimiliki oleh para atlet profesional maupun atlet amatir, dikarenakan power merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga. Setiap aktivitas olahraga baik yang bersifat permainan, perlombaan, maupun pertandingan selalu memerlukan komponen biomotor power.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengkaji perbedaan pengaruh pelatihan metode interval pada depth jump dan hurdle jump  terhadap daya ledak otot tungkai, (2) untuk mengkaji perbedaan pengaruh pelatihan metode interval 1:3 dan 1:5  terhadap daya ledak otot tungkai, (3) untuk mengkaji perbedaan pengaruh pelatihan metode interval 1:3 pada depth jump dan hurdle jump terhadap daya ledak otot tungkai, (4) untuk mengkaji perbedaan pengaruh pelatihan metode interval 1:5 pada depth jump dan hurdle jump terhadap daya ledak otot tungkai, (5) untuk mengkaji perbedaan pengaruh pelatihan metode interval 1:3 dan 1:5  pada depth jump terhadap daya ledak otot tungkai, (6) untuk mengkaji perbedaan pengaruh pelatihan metode interval 1:3 dan 1:5  pada hurdle  jump terhadap daya ledak otot  tungkai, (7) untuk mengkaji interaksi antara metode interval 1:3 dan 1:5 pada depth jump dan hurdle jump terhadap daya ledak otot tungkai.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan desain factorial sederhana 2x2 yang berarti terdapat empat kelompok. Dari empat kelompok ini diberikan pelatihan selama 8 minggu atau 24 pertemuan. Sebelum diberikan pelatihan kelompok ditentukan dengan teknik random sampling dan menggunakan metode ordinal pairing baru setelah itu dibagi menjadi 4 kelompok, dan setiap kelompok beranggotakan 10 orang. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki angkatan 2011 jurusan pendidikan jasmani di Universitas Banyuwangi.

Dari data yang diperoleh setelah pelatihan untuk masing-masing kelompok dapat disimpulkan, metode pelatihan interval pada depth jump dengan rasio 1:3 (A1B1), metode pelatihan interval pada depth jump dengan rasio 1:5 (A1B2), metode pelatihan interval pada hurdle jump dengan rasio 1:3 (A2B1) dan metode pelatihan interval pada hurdle jump dengan rasio 1:5 (A1B2) tidak ada perbedaan secara signifikan. Ini berarti pelatihan satu dengan pelatihan yang lain memperoleh hasil atau rata-rata yang hampir sama sehingga tidak ada perbedaan yang nampak jelas.

 

Kata Kunci: Pelatihan, Plyometric Depth Jump, Hurdle Jump, Interval, Daya Ledak

References

Adams, Kent.,O’Shea, Jhon., O’Shea, Katie.L., Climstein, Mike. 1992. The Effect of Six Weeks of Squat, Plyometric and Squat Training on Power Production. Human Performance Laboratory. Oregon: Oregon State University. Vol 6 No 1, pp. 36-41.

Ambarukmi, D.H., Pasurney. P., Sidik. D.Z., Irianto. D.P., Dewanti. R.A., Sunyoto., Sulitiyanto. D., Harahap., M.Y., 2007. Pelatihan Fisik Level 1. ASDP Pengembangan Tenaga dan Pembina Olahraga: KEMENEGPORA

Andrew, 2010. The Physiologycal Basic of Physical Education and Athletics. USA: W. B. Saunders Company.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Basuki, 2012. Perbedaan Pengaruh Pelatihan Metode Interval Training 1:3 dan 1:5 Pada Jarak 30 dan 60 meter Terhadap Prestasi Lari 100 meter. Tesis Magister Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya.

Beachle and 2000. 2011. Individualizing High-Intensity Interval Training in Intermittent Sport Athletes with The 30-15 Intermittent Fitnes Test. NSCA’s Performance Journal, VOL 6 NO 3. www.nsca.lift.org/perform.

Bompa, T.O. 1999. Periodezation Theory and Methodology of Training. Illions: Kendal Hunt Pubhlishing Company

Bompa, T. O. & Haff, G. Gregory. 2009. Theory and Methodology of training (Fifth edition). (Di terjemahkan oleh: Ilham Surya Fallos) United State of America : Human Kinetic.

Brown, A.C. Weels, T. J. Schade, M.L. Smith, D. L.,and Fehling, P.C. 2007. Effects of Plyometric Training Versus Traditional Weight Training on Strength, Power, and Aesthetic Jumping Ability in Female Collegiate Dancers.Journal of Dance Medicine & Science, Volume 11pp. 38-44(7)

Brown, L.E. and Ferrigno, V.A. 2005. Training for Speed, Agility, and Quickness. Unites States: Human Kinetics.

Chu, D. A. 2013. Plyometric. United State of America: Human Kinetic.

Clutch, D., Wilton, M., McGown, C., & Bryce, G. (1983). The effects of depth jumps and weight training on leg strength and vertical jump. Research Quarterly in Exercise and Sport, 54, 5-15.

Dintiman, George and Ward. 2003. Sport Speed (Third Edition). United State of America: Human Kinetic.

Elsayed, M. dan El, A. M. 2012. Effect of Plyometric Training on Specific Physical Abilities in Long Jump Athletes. World Journal of Sport Sciences, 7 (2): 105-108.

Fleck, Steven. J and Kraemer, William J. 1996. Periodozation Breakthrough. New York: Advanced Research Press.

Ghozali, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Harre, Dietrich. 1982. Principles of Sports Training Introduction to The Theory and Methods of Training. Berlin: Sportverlag Berlin.

Harsono. 2001. Latihan Kondisi Fisik. Bandung: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan dan Budaya.

Harsono. 2004. Perencanaan program Latihan. Bandung: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan dan Budaya.

Harsono. 2011. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Johnson, P. and BujjBabu, M. 2012. Effect of Plyometric and Speed Agility and Quickness (SAQ) on Speed and Agility of Male Football Palyers. JACSS. Volume. 7 No.1 pp 26-30.

Kamisa, 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia untuk SMP SMA dan UMUM. Surabaya: Kartika.

Kemenegpora RI. 2005. Panduan Penetapan Parameter Tes pada Pusat Pendidikan Dan Sekolah Khusus Olahraga.

Lubis, 2007. Manfaat dan Mudarat Olahraga, (Online), 35-37. (http://gerak sehat.com/2007/08/25/ manfaat- dan- mudarat- olahraga/ htm, diunduh pada 1 November 2013.

Maksum, Ali. 2011. Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: Unesa University Press.

Milic V, Dragan N, Radomir K. 2008. The Effect Of Plyometric Training On The Explosive Strength Of Leg Muscles Of Vollyball Players On Single Foot And Two Foot Takeoff Jump. Physical Education and Sport. pp. 167-179.

Miller, Michael, G., J, Jeremy. Herniman. Richard, MD. C. Cristhoper. Cheatham and Timothy J. Michael. 2006. The Effects Of A 6-Week Plyometric Training Program On Agility. JSSM. September 2006. pp. 459-465.

Nala, Ngurah. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Universitas Udayana.

Nining W Kusnanik, Juanita Nasution, Soetanto Hartono. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Olahraga. Unesa University Press.

Radcliffe, J.C., and Farentinos, R.C. 2002. High Powered Plyometrics hurdle jump. Amerika: Human Kinetics.

Reilly, 2005. A biomechanical analysis of the vertical jump and three modified plyometric depth jumps. Journal of Strength and Conditioning Research, 10, 83-88.

Risfandi, 2012. Perbedaan Pelatihan Plyometric 5-5-5 Squat Jump dengan Wave Squat Terhadap Peningkatan Power otot Tungkai Pada Pemain Bola Voly Putra. Tesis Magister Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya.

Riyanto, 2007. The Effect Of Plyometric, Weight and Plyometric-Weight Training On Anaerobic Power And Muscular Strength. Physical Education and Sport. Vol. 3, pp. 81-91.

Roesdiyanto dan budiwanto, 2008. Pembinaan Kondisi Fisik dan Olahraga. Jakarta: Depdikbud Dirjen P2 LTPK.

Rosmawati, 2007. Pengaruh Latihan Beban Pliometrik Dan Konvensional Terhadap Daya Ledak Otot Tungkai. FIK: Universitas Negeri Padang. Skolar Vol. 08 No.02. Desember 2007.

Saiful, 2008. Latihan Fisik Untuk Pemain Usia Muda. Jurnal Olahraga Prestasi Volume 2, Nomor1, : 75 – 92.

Sajoto, M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dan Olahraga. Jakarta: Depdikbud

Sajoto, M. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Dahana Prize.

Sandler, David. 2005. Sport Power. United State. Human Kinetic.

Sankarmani,B., Sheriff,I.,Rajeev,K.R., Alagesan.J., 2012. “Effectiveness of Plyometrics and Weight Training in Anaerobic Power and Muscle Strength in Female Athletes”International Journal Of Pharmaceutical Science And Health Care Issue 2, Volume 2 (April 2012).

Sarwono. 2008. Dasar Pengembangan dan Validasi Test Depht Jump Height Sebagai Alat Ukur Power Tungkai Asiklik Dalam Olahraga. Makalah Komprehensif, Universitas Negeri Surabaya.

Shankar, R. H, Rajpal. and M, Arora. 2008. “Effect of High and Low Intensty Plyometric on Vertical Jump Height and Maximum Voluntary Isometric Contraction in Football Players”. Departement of Physiotheraphy. Dehradun, Uttaranchal: Sardar Bhagwan Institute.

Sharke, 2006. The Effect Of Plyometric Training On The Explosive Strength Of Leg Muscles Of Vollyball Players On Single Foot And Two Foot Takeoff Jump. Physical Education and Sport. pp. 167-179.

Sukadiyanto dan Muluk, D. 2011. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: Lubuk Agung.

Warpeha, Joseph. 2007. Principles of Sport Training. NSCA’s Performance Journal, VOL 6 NO 3. www.nsca.lift.org/perform.

Wira, Khusuma, D.W. 2011. Pengaruh Pelatihan Plyometric Depth Jump dan Single Leg Depth Jump Terhadap Power Otot Tungkai dan Hasil Under Basket Shoot. Tesis Magister Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya.

Zearai, 2013. The effect of aquatic plyometric training with and without resistance on selected physical fitness variables among volleyball players. Journal of Physical Education and Sport. 2011. pp. 205-210.

Published
2016-11-02
How to Cite
CandraA. T. (2016). PENGARUH PELATIHAN PLYOMETRIC DEPTH JUMP DAN HURDLE JUMP MENGGUNAKAN INTERVAL 1:3 DAN 1:5 TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI. Jurnal Kejaora (Kesehatan Jasmani Dan Olah Raga), 1(1). Retrieved from https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/kejaora/article/view/6