PENGARUH FREKUENSI, WAKTU, JENIS KAIN, DAN SUHU TERHADAP HASIL WARNA DARI DAUN TARUM (INDIGOFERA TINCTORIUM)

  • Awwalia Shohwatul Madina Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Destia Ardhana Eka Putri Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. A. Yani, Mendungan, Pabelan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57162, Indonesia
  • Niken Ayu Anggreini Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. A. Yani, Mendungan, Pabelan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57162, Indonesia
  • Haryanto Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. A. Yani, Mendungan, Pabelan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57162, Indonesia
  • Muh Thoyib Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. A. Yani, Mendungan, Pabelan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57162, Indonesia
Keywords: Kain, Pewarna Alami, Tarum (Indigofera Tinctorium)

Abstract

Tarum (Indigofera tinctorium) tumbuhan berbentuk perdu yang hidup liar disekitar rumah, padang dan sawah. Bagian tumbuhan ini yang dapat digunakan sebagai pewarna alami adalah daunya yang akan menghasilkan warna biru atau warna indigo dari pigmen alami berupa flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa kimia yang membuat ekstrak tumbuhan menjadi berwarna kuning, coklat ataupun biru. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dari perbandingan frekuensi, jenis kain, suhu dan waktu pencelupan terhadap hasil warna dari daun tarum (Indigofera tinctorium). Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan analisis panjang gelombang warna menggunakan visible spectrum kualitas warna terbaik dihasilkan pada frekuensi 8 kali pencelupan selama 30 detik dengan panjang gelombang warna yang lebih rendah yaitu sebesar α = 428 nm. Warna terbaik juga dihasilkan pada suhu 40ºC dengan waktu pencelupan 30 detik dengan panjang gelombang warna sebesar α = 410 nm. Dan jenis kain terbaik adalah kain katun jepang.

References

Ahmad, A. F., & Hidayati, N. (2018). Pengaruh Jenis Mordan dan Proses Mordanting Terhadap Kekuatan dan Efektifitas Warna Pada Pewarnaan Kain Katun Menggunakan Zat Warna Daun Jambu Biji Australia. Indonesian Journal Of Halal, 1(2), 1–5.
Apriliana, S. S., & Syamwil, R. (2014). Pengaruh Konstruksi Kain Terhadap Kualitas Batik. Fashion And Fashion Educational Jurnal, 3(1), 1–6.
Dewi, A. K., & Wilis, R. A. (2024). Pengaruh Larutan Cuka Terhadap Tahan Luntur Warna Kain Ecoprint Daun Jati dan Daun Lanang Hasil Teknik Steam dengan Fiksasi Tawas dan Tunjung. Universitas Islam Indonesia.
Eskak, E., & Salma, I. R. (2020). Kajian Pemanfaatan Limbah Perkebunan Untuk Substitusi Bahan Pewarna Batik. Jurnal Industri Hasil Perkebunan, 15(2), 27–37.
Gultom, J., Siagian, M., Tamba, U. J. R., Bukit, J., & Simorangkir, M. (2017). Ekstrak daun salaon (Indigofera tinctoria L) sebagai pewarna alami ulos dalam upaya pelestarian kearifan lokal budaya batak. Jurnal Pendidikan Kimia, 9(2), 293–298.
Haerudin, A., & Fitriani, A. (2019). Pewarnaan Batik Kapas Dan Sutera Menggunakan Daun Indigofera Tinctoria Dari Ambarawa Dan Kulon Progo Dengan Reduktor Gula Aren Dan Tetes Tebu. Arena Tekstil, 34(2). https://doi.org/10.31266/At.V34i2.5420
Kusuma, G. P. A. W., Nocianitri, K. ayu, & Pratiwi, I. D. P. K. (2020). Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Karakteristik Fermented Rice Drink Sebagai Minuman Probiotik Dengan Isolat Lactobacillus Sp. F213. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pangan (Itepa), 9(2), 181. https://doi.org/10.24843/Itepa.2020.V09.I02.P08
Mariaty, M., Misyanto, M., Afitah, I., & Purnama, A. (2022). Pelatihan Pembuatan Batik Ramah Lingkungan Dengan Pewarna Alami (Ecoprint). Cenderabakti: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 27–31. https://doi.org/10.55264/Cdb.V1i1.10
Nitti, F., Hardini, J., & Pharmawati, M. (2022). Tumbuhan Pewarna Alami dan Pengolahannya pada Tenun Ikat Amarasi di Desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Journal Of Biological Sciences, 9(1), 175–183. https://doi.org/10.24843/Metamorfosa.2021.V09.I01.P17
Noermitha, R. B., Musthofa, M., & Haerudin, A. (2024). Pengaruh Jenis Mordan Dan Lama Waktu Pencelupan Terhadap Kualitas Warna Kain Batik Dengan Pewarnaan Alam Kulit Bawang Merah Menggunakan Proses Post-Mordanting. Ilmu Keteknikan Industri, 2(1).
Pujilestari, T. (2017). Batik Fabric Dyeing Process Optimization Using Natural Dyes Tingi (Ceriops Tagal) And Indigofera Sp. Dinamika Kerajian Dan Batik, 34(1), 53–62. http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v34i1.2606
Purba, L. S. L., & Sibarani, E. N. (2017). The Role of Organization Collage Student a Study Program to Build Leadership Character Candidate Chemistry Teacher. Jurnal Pendidikan Kimia (Jpkim), 9(2), 259–264.
Rasmito, A., Hutomo, A., & Hartono, A. P. (2019). Pembuatan Pupuk Organik Cair Dengan Cara Fermentasi Limbah Cair Tahu, Starter Filtrat Kulit Pisang Dan Kubis, Dan Bioaktivator Em4. Jurnal Iptek, 23(1), 55–62. https://doi.org/10.31284/J.Iptek.2019.V23i1.496
Sukadana, I., Rajendra, I., Arsari, & Suastawa, I. (2017). Performance Analysis of 4-outlets Spray Aerator for Processing of Indigofera Leaves (Indigofera Tinctoria Linn) Becomes Natural Dye Substances. Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 6(2), 76–86. https://doi.org/10.15294/Jbat.V6i2.8045
Yuniwati, M., Pratiwi, W., Kusmartono, B., & Sunarsih, S. (2022). Pengaruh Waktu Proses Dan Ukuran Bahan Terhadap Efektivitas Proses Maserasi Daun Strobilantes Cusia. Jurnal Teknologi, 15(1), 61–67. https://doi.org/10.34151/jurtek.v15i1.3570
Published
2024-09-30
How to Cite
Awwalia Shohwatul Madina, Ardhana Eka PutriD., Ayu AnggreiniN., Haryanto, & ThoyibM. (2024). PENGARUH FREKUENSI, WAKTU, JENIS KAIN, DAN SUHU TERHADAP HASIL WARNA DARI DAUN TARUM (INDIGOFERA TINCTORIUM). Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia Dan Terapannya, 6(2), 144-153. https://doi.org/10.36526/jc.v6i2.4258