POTENSI AKTIVITAS SERAPAN UV PADA BERBAGAI PELARUT EKSTRAK KELAKAI MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Abstract
Kelakai (Stenochlaena palustris) is a type of fern that is often found in the lowland swamps of Central Kalimantan, Indonesia. This research aims to determine the potential of kelakai leaf extract as a natural sunscreen by looking at absorption in the UV region using UV-Vis spectrophotometry. Kalakai extract is dissolved in various solvents, namely ethanol, n-hexane, acetone, ethyl acetate, and water). The absorbance of each solution was measured using a UV-Vis spectrophotometer in the wavelength range 200-400 nm. The UV spectrum shows that the ethanol and acetone extracts show strong absorption in the UV-A and UV-B regions, with absorbance peaks at 400 nm (467.549) and 380 nm (480.925). Water, ethyl acetate and n-hexane kalakai extracts showed good absorbance in the UV-C region, with absorbance peaks at 240 nm (636,406), 280 nm (582,943) and 260 nm (224,063), respectively. This research shows that kelakai leaf extract has the potential to be used as a natural sunscreen, with varying effectiveness depending on the solvent used.
Kelakai (Stenochlaena palustris) merupakan salah satu jenis tumbuhan paku yang banyak terdapat di rawa-rawa dataran rendah Kalimantan Tengah, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak daun kelakai sebagai tabir surya alami dengan melihat serapan pada wilayah UV menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Ekstrak kalakai dilarutkan dalam berbagai pelarut yaitu etanol, n-heksana, aseton, etil asetat, dan air). Absorbansi setiap larutan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada rentang panjang gelombang 200-400 nm. Spektrum UV menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan aseton menunjukkan serapan yang kuat di daerah UV-A dan UV-B, dengan puncak absorbansi pada 400 nm (467,549) dan 380 nm (480,925). Ekstrak air, etil asetat dan n-heksana kalakai menunjukkan serapan yang baik di daerah UV-C, dengan puncak absorbansi masing-masing pada 240 nm (636,406) , 280 nm (582,943) dan 260 nm (224,063). Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun kelakai berpotensi untuk digunakan sebagai tabir surya alami, dengan efektivitas yang bervariasi tergantung pada pelarut yang digunakan.
References
Ashrafudoulla, Md., Ulrich, M.S.I., Toushik, S.H., Nahar, S., Roy, P.K., Mizan, F.R., Park, S.H. & Ha, S.-D., 2023, ‘Challenges and opportunities of non-conventional technologies concerning food safety’, World’s Poultry Science Journal, 79(1), 3–26.
Chotimah, Chusnul, H.E.N., Muliansyah, M., Widyawati, W., Pitrama, P. & Suparto, H., 2022, ‘Species, nutritional value, and elemental content of Stenochlaena distributed in Central Kalimantan, Indonesia’, Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 23(10).
Hendra, R., Khodijah, R., Almurdani, M., Haryani, Y., Nugraha, A.S., Frimayanti, N., Teruna, H.Y. & Abdulah, R., 2022, ‘Free Radical Scavenging, Anti-Infectious, and Toxicity Activities from Stenochlaena palustris (Burm.f.) Bedd. Extracts’, Advances in Pharmacological and Pharmaceutical Sciences, 2022, 1–8.
Lachenmeier, D.W., 2022, ‘Antiseptic drugs and disinfectants with experience of the second year of COVID-19 pandemic-related side effects’, pp. 365–378.
Laeliocattleya, R.A., Prasiddha, I.J., Estiasih, T., Maligan, J.M. & Muchlisyiyah, J., 2014, ‘Potensi Senyawa Bioaktif Rambut Jagung (Zea Mays l.) Hasil Fraksinasi Bertingkat Menggunakan Pelarut Organik Untuk Tabir Surya Alami’, Jurnal Teknologi Pertanian, 15(3), 175–184.