UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN MINERAL MIE BASAH BERBASIS TEPUNG JEWAWUT (SETARIA ITALICA L.) DAN DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA)

  • Novi Aryanti Universitas Sulawesi Barat
  • Ayu Indayanti Ismail Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sulawesi Barat,Jl.Prof.Dr.Baharuddin Lopa, S.H, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat,91412
  • Dewi Yuniati Program Studi Akuakultur, Universitas Sulawesi Barat, Jl.Prof.Dr.Baharuddin Lopa, S.H, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat,91412
Keywords: tepung jewawut; daun kelor; mie basah

Abstract

 

Mie adalah produk makanan yang digemari oleh masyarakat. Namun, mie memiliki kandungan protein, serat, dan kalsium yang rendah. Peningkatan nilai gizi pada mie dapat dilakukan dengan menggunakan tepung jewawut dan daun kelor. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kesukaan melalui uji organoleptik dan profil mutu gizi (protein, lemak, air, abu, karbohidrat, serat kasar, kalsium, zat besi, dan zink. Metode  penelitian  dilakukan  dalam  tiga  tahapan  yaitu  formulasi  mie basah  dalam  dua formula  yaitu  F1  dan  F2.  Selanjutnya  dilakukan  uji  organoleptik  untuk  memilih  formula  terbaik dilanjutkan dengan analisis kandungan gizi yang meliputi analisis proksimat dan uji mineral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula mie basah yang terpilih berdasarkan uji organoleptik terhadap 30 orang panelis yaitu mie F2 dengan campuran 45 g tepung jewawut, 60 g tepung terigu dan 15 g daun kelor. Mie tersebut mengandung zat gizi per 100 gram yaitu protein 11,89 g, karbohidrat 46,64 g, lemak 1,85 g, serat kasar 0,93 g, zat besi 79,34 mg/kg, kalsium 100,53 mg/kg dan seng 22,66 mg/kg.  Oleh  karena itu,  mie  dengan  formula  terpilih  kaya  akan  nutrisi  yang  dibutuhkan  hadir dalam kebutuhan zat gizi.

References

Alemayehu, D. et al. (2016) ‘Proximate, Mineral Composition and Sensory Acceptability of Home Made Noodles from Stinging Nettle (Urtica simensis) Leaves and Wheat Flour Blends’, International Journal of Food Science and Nutrition Engineering, 6(3), pp. 55–61. doi: 10.5923/j.food.20160603.02.
Angelina, C., Swasti, Y. R. and Pranata, F. S. (2021) ‘PENINGKATAN NILAI GIZI PRODUK PANGAN DENGAN PENAMBAHAN BUBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera): REVIEW’, Jurnal Agroteknologi, 15(01), p. 79. doi: 10.19184/j-agt.v15i01.22089.
Hakim bey Mumtaz, B. and Fatima, S. (2017) ‘THE STORY OF AN AMAZING TREE OF LIFE : “ MORINGA OLEIFERA ” – A REVIEW Baig Mumtaz , Sumia Fatima’, Epitome: International Journal of Multidisciplinary Reserche1. Andra. Jangan Tergoda Murahnya, Jauhi dan Hindari Beli Hati Ayam yang Memiliki Ciri Ciri Ini. 2020., 3(I), pp. 1–10.
Hess, S. Y. and Brown, K. H. (2009) ‘Impact of zinc fortification on zinc nutrition’, Food and Nutrition Bulletin, 30(1 SUPPL.), pp. 79–107. doi: 10.1177/15648265090301s106.
Inzaghi, E. et al. (2022) ‘The Effects of Nutrition on Linear Growth’, Nutrients, 14(9), p. 1752.
Kardina, R. N. and Eka S, A. (2018) ‘UJI DAYA TERIMA, KARAKTERISTIK FISIK, DAN MUTU GIZI MIE BASAH DENGAN SUBTITUSI TEPUNG KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.)’, Medical Technology and Public Health Journal, 1(2), pp. 60–68. doi: 10.33086/mtphj.v1i2.783.
Kementrian Kesehatan RI (2018) Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017, Kemenkes. Jakarta. Available at: https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://hipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://mckinseyonsociety.com/downloads/reports/Educati.
Kou, X. et al. (2018) ‘Nutraceutical or pharmacological potential of Moringa oleifera Lam.’, Nutrients, 10(3). doi: 10.3390/nu10030343.
Léder, I. (2004) ‘Sorghum and Millets’, I.
Marlin (2009) ‘Sumber Pangan Tanaman Minor’.
Ningrum, A. S., Rahmawati, N. and Aqil, M. (2018) ‘Karakteristik Tepung Jewawut (Foxtail Millet)Varietas Lokal Majene Dengan Perlakuan Perendaman’, Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian, 14(1), p. 11. doi: 10.21082/jpasca.v14n1.2017.11-21.
Nurmala, T. (1997) Serelia Sumber Karbohidrat Utama. Rineka Cipta : Jakarta.
Oktaviani, A. W. (2019) Pengaruh Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Kandungan Zat Besi (Fe), Protein, Daya Terima dan Masa Simpan Mie Kering Untuk Mencegah Anemia Gizi Besi (AGB), Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
Panagan, A. T. (2011) ‘Pengaruh penambahan tepung wortel (Daucus carota L.) terhadap bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak goreng curah’, Jurnal Penelitian Sains, 14(2), pp. 18–21. Available at: https://media.neliti.com/media/publications/168355-ID-pengaruh-penambahan-tepung-wortel-daucus.pdf.
Rahmi, Y. et al. (2019) ‘Profil Mutu Gizi, Fisik, dan Organoleptik Mie Basah dengan Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera)’, Indonesian Journal of Human Nutrition, 6(1), pp. 10–21. doi: 10.21776/ub.ijhn.2019.006.01.2.
Zakaria, dkk (2002) ‘PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KELOR PADA MENU MAKANAN SEHARI-HARI DALAM UPAYA PENANGGULANGAN GIZI KURANG PADA ANAK BALITA’, 23(4), pp. 1–16.
Published
2024-07-31
How to Cite
Novi Aryanti, IsmailA. I., & YuniatiD. (2024). UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN MINERAL MIE BASAH BERBASIS TEPUNG JEWAWUT (SETARIA ITALICA L.) DAN DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA). Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia Dan Terapannya, 6(2), 72 - 81. https://doi.org/10.36526/jc.v6i2.3606