PENGARUH ANTOSIANIN DARI KUBIS UNGU SEBAGAI INDIKATOR WARNA PADA ANALISIS HIDROQUINONE KRIM PEMUTIH WAJAH
Abstract
Sebagian besar wanita Indonesia menginginkan kulit putih, bersih dan cerah untuk menjaga penampilan agar tetap menarik, karena dalam zaman modern sekarang ini, penampilam yang menarik salah satu syarat mutlak dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu banyak pesusahaan kosmetik yang menggunakan Hidroquinone, Hydroquinone (HQ) merupakan senyawa turunan fenol yang digunakan dalam industri kosmetik sebagai pemutih. Senyawa ini sangat berbahaya dan penggunaannya harus dikontrol. BPOM menetapkan batas maksimal dalam kosmetik sebesar 2%. Hydroquinone lebih dari 5% termasuk obat keras, akibatnya dalam penggunaan dalam jangka panjang mengakibatkan kangker kulit. Hydroquinone dapat di identifikasi menggunakan indikator alami yaitu antosianin yang ada didalam kubis ungu, dengan menggunakan beberapa metode yaitu kubis ungu di ekstrak menggunakan pelarut asam sitrat 0.8 M, waktu maserasi 2 jam, suhu 250C, optimasi panjang gelombang maksimum 628 nm dengan serapan 0,235 A. Dimana hasil tersebut digunakan untuk melihat kandungan kadar Hydroquinone yang ada didalam krim kosmetik pemutih wajah, dari penelitian ini terbukti bahwa kosmetik yang beredar dimasyarakat positif mengandung Hydroquinone.
References
Gandjar, Ibnu Galih, dkk. 2008. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hong, Z., Zhou L., Li J., dan Tang J. 2013. A sensor based on graphitic mesoporous carbon/ionic liquids composite film for simultaneous determination of hydroquinone and catechol, Electrochim. Acta, 109, 671-677
Hu, S., Wang Y., Wang X., Xu Li., Xiang J., dan Sun W. 2012. Electrochemical detection of hydroquinone with a gold nanoparticle and graphene modified carbon ionic liquid electrode, Sens. Actuators, B, 168, 27-33
J. B. Adams. 1973. “Thermal degradation of anthocyanins with particular reference to the 3-glycosides of cyanidin. I. in acidified aqueous solution at 100 deg”, J. Sci. Food Agri. 24: 747-762.
Khopkar.2014. Hati-hati Hidroquinone Pada Krim Pemutih. Jakarta:Diva press Lies Yul Achyar, Dasar-dasar Kosmetilogi Kedokteran, J. Kedokteran, (Jakarta: PusatmPenelitian dan Pengembangan PT. Kalbe Farma) 1986, No.41, 1986, h. 4
Lily soepardiman, Efek samping dan penatalaksanaannya, , J. Kedokteran , (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan PT. Kalbe Farma) 1986, No. 41, h. 15 Marwali Harahap, Ilmu Penyakit Kulit, (Jakarta: Hipokrates), 2000, h. 145
Prayogo. 2010”Aspek Farmakologi Beberapa obat yang Mempengaruhi Kecantikan” (Cermin Dunia Kedokteran). Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan PT. Kalbe Farma.
Rahim, novia.2010. Penentuan kadar hidroquinone dalam krimm Pemutih wajah dengan metode Spektrofotometri uv-vis.Pekanbaru: jurnal kimia.
Retno Iswari Tranggono, Sp.KK,.2002.Kamus Saku Kedokteran Dorlan edisi 29. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Rostamailis. 2005. Penggunaan kosmetika, Dasar kecantikan & Berbusana yang serasi.Jakarta: Rineka Cipta. hal. 6
Rukmana. 1994. Efek Anti inflamasi Beberapa Tumbuhan Umbelliferae. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Sardjono O. Santoso, Aspek Farmakologi Beberapa Obat Yang Mempengaruhi Kecantikan, J. Kedokteran, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan PT. Kalbe Farma),1986, No.41, h. 10
Satyatama, D. I. 2008. Pengaruh Kopigmentasi Terhadap Stabilitas Warna Antosianin Buah Duwet (Syzygium cumini), Tesis. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Shield.1968. Perbedaan Spektrometri dan Spektrofotometri.Jakarta: Diva press. Tsai, T. C., dan Hantash, B. M.. 2008. Cosmeceutical Agents: A Comprehensive
Review of the Literature, Clinical Medicine: Dermatology, 1, pp. 1-20
Widyastuti. 1995. Mempelajari Pengaruh perbandingan Serbuk Kunyit (Curcuma domestica Val) Dengan Pelarut dan Lama Ekstraksi terhadap Produksi Kurkumin. Bogor: Skripsi Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.