Karakteristik Nyala Api Dan Air Fuel Ratio Minyak Nabati Terhadap Pembakaran Premixed

  • Bagus Wahyu Pratama Universitas Widyagama Malang
  • Gatot Soebaktiyo Universitas Widyagama Malang
  • Dadang Hermawan Universitas Widyagama Malang

Abstract

Perkembangan otomotif sebagai sarana transportasi sangat memudahkan manusia dalam melakukan pekerjaan, dalam era modern seperti sekarang ini kendaraan sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok, hal ini dibuktikan dengan melonjaknya penjualan kendaraan bermotor setiap tahunnya. Diketahui bahwa bahan bakar Nabati merupakan sumber energi yang dihasilkan dari tumbuhan dan memiliki potensi yang sangat besar untuk menggantikan bahan bakar fosil, dua jenis bahan bakar yang paling sering digunakan adalah etanol dan biodiesel, biodiesel dari minyak kelapa sawit mencatatkan penurunan emisi sebesar 50% dibanding minyak solar, yang artinya selain sebagai bahan bakar alternative bahan bakar nabati juga lebih ramah lingkungan. Untuk itu dalam penelitian ini dicari karakteristik minyak nabati yaitu minyak kayu putih, minyak kemiri, minyak kedelai dan minyak kacang tanah terhadap pembakaran secara premixed, yang sesuai dengan karakteristik pembakaran pada mobil. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental nyata (true experiment reseach). objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik nyala api dan air fuel ratio minyak nabati terhadap pembakaran premixed. Data yang diperoleh akan diplot pada grafik yaitu air fuel rasio terhadap masing-masing minyak nabati dan udara. Grafik ini akan dijadikan acuan untuk menganalisis bagaimana karakteristik bahan bakar minyak nabati terhadap pembakaran premixed. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak kacang tanah memiliki profil nyala api yang paling baik dengan RGB sebesar 155.164 dan jari-jari kontur 2,87, diikuti minyak kedelai dengan RGB sebesar 62.956 dan jari-jari kontur 2,6275,  minyak kayu putih memiliki profil nyala api yang paling rendah dengan RGB 12.639 dan jari-jari kontur 1,47, sementara minyak kemiri tidak dapat menyala pada saat perlakuan uji pengambilan data. Sedangkan AFR terbaik pembakaran premixed minyak nabati adalah 20:40. Boilimg point tidak berpengaruh terhadap temperatur, kacang tanah memiliiki boiling point yang tertinggi yaitu 363 derajat celcius, sementara kedelai memiliki temperatur pembakaran yang paling baik yaitu 42,4 derajat celcius

Kata kunci: pembakaran premixed, air fuel ratio, minyak kayu putih, minyak kemiri, minyak kedelai.

Published
2023-04-30
How to Cite
PratamaB. W., SoebaktiyoG., & HermawanD. (2023). Karakteristik Nyala Api Dan Air Fuel Ratio Minyak Nabati Terhadap Pembakaran Premixed. V-MAC (Virtual of Mechanical Engineering Article), 8(1), 20-27. https://doi.org/10.36526/v-mac.v8i1.2739
Section
Artikel