Penerapan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di SMA Negeri 6 Surakarta sebagai Sekolah Hemat Energi dan Ramah Lingkungan
Abstract
Indonesia sebagai negara tropis mempunyai potensi energi surya yang tinggi dengan radiasi harian rata-rata (insolasi) sebesar 4,5 kWh/m2/hari (Muhammad Bachtiar, 2006). Dengan menggunakan sel surya, sinar matahari dapat dijadikan sumber energi baru terbarukan (EBT). Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi menentukan target bauran EBT pada tahun 2025 sampai 23%. Salah satu fasilitas publik yang dapat dijadikan objek penerapan sumber energi terbarukan adalah Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 6 Surakarta yang juga pernah menjadi tempat menimba ilmu Presiden Joko Widodo. Pasokan listrik di SMAN 6 Surakarta saat ini hanya bergantung pada PLN. Berangkat dari kondisi tersebut, sesuai dengan PP Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi, penulis menginisiasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai sumber energi listrik terbarukan untuk menyuplai sebagian beban pencahayaan di SMAN 6 Surakarta. PLTS yang digunakan akan menggunakan konfigurasi Off-Grid, kapasitas pembangkitan setara 400Wp, dilengkapi dengan Solar Charger Controller jenis Maximum Power Point Tracking kapasitas 20A, Baterai 2100Ah, dan Inverter berkapasitas 500W. Selain melakukan instalasi teknologi PLTS di SMAN 6 Surakarta, akan dilakukan juga pemberdayaan pegawai sekolah agar dapat mengoperasikan dan merawat PLTS secara swadaya. Ketersediaan sumber energi terbarukan ini diharapkan dapat menjadikan SMAN 6 Surakarta sebagai salah satu sekolah yang menerapkan kebijakan energi sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014, serta menjadi percontohan bagi instansi-instansi lainnya baik dalam bidang pendidikan maupun bidang lainnya.